Tong tong prek, merupakan salah satu tradisi dibulan ramadhan yang hingga kini masih terus di pertahankan oleh remaja masjid di Desa Pasir. Tong tong prek merupakan sebuah istilah membangunkan orang sahur dengan cara menabuh alat-alat sederhana seperti bambu, ember, kaleng cat, kaleng roti atau benda lain yang bisa menghasilkan suara.
Benda-benda tersebut dipukul menggunakan alat pukul sederhana seperti ranting pohon yang dipotong kecil-kecil menyerupai stik drum. Bentuk bambu yang digunakan mirip seperti kentongan pos ronda, yaitu diberi lubang sehingga akan menimbulkan suara yang cukup keras. Panjangnya bambu bervariasi, mulai dari 30 sampai 60 cm.
Masing-masing personil membawa satu buah bambu dan dibunyikan secara bergantian sehingga akan menghasilkan suara yang berirama. Sebagai variasi, beberapa personil ada yang membawa ember atau pun benda lain. Murni tanpa alat musik modern seperti gitar, kendang ataupun yang lain.
Selain menabuh alat-alat tradisional tersebut, para personil juga menyanyikan beberapa lagu, seperti kasidah, lagu jawa, bahkan lagu-lagu dangdut, sehingga suasana menjadi semakin ramai. Para remaja masjid ini berkeliling kampung, sambil sesekali berteriak “sahur sahur sahur”. Kegiatan tong tong prek ini dimulai sekitar setengah tiga dinihari, sampai setengah empat. Selesai berkeliling, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk santap sahur.
Kegiatan ini dilakukan hampir di masing-masing wilayah RT di Desa Pasir. Masing-masing remaja tentu memiliki kreasi sendiri-sendiri. Ada yang menggunakan alat musik tradisional, jidur (semacam gong tapi kecil), bahkan ada yang meracik beberapa tutup kaleng roti dan disulap menjadi drum mini.
Kegiatan tong tong prek ini memang sudah menjadi tradisi di bulan ramadhan. Manfaatnya pun sangat dirasakan oleh warga khususnya ibu-ibu yang akan mempersiapkan makanan. Tanpa adanya remaja yang berkeliling kampung seperti ini, banyak warga yang tidak sahur karena terlambat bangun.
Tong tong prek, sebuah tradisi yang turun temurun dan akan terus dipertahankan oleh remaja di Desa Pasir. Selain bermanfaat, kapan lagi bisa keliling kampung sambil bernyanyi riang bersama teman-teman. Kalau hari biasa, tentu tidak mungkin mereka melakukan ini. Jadi, sambil menyelam minum air. Sambil membangunkan orang sahur, mereka juga bisa bernyanyi dengan penuh kebahagiaan.