Dalam rangka memperingati Hari Santri tahun 2019, Guru beserta Siswa MTs Daarul Istiqomah Pasir menggelar upacara Hari Santri, Selasa (22/10) di Lapangan MTs Daarul Istiqomah. Selain untuk memperingati hari santri yang jatuh pada 22 Oktober, Pelaksanaan upacara Hari Santri tersebut didasarkan pada surat edaran Kementerian Agama Nomor 47 Tahun 2019 tentang pelaksanaan Upacara Hari Santri tahun 2019.
Bertindak sebagai pembina upacara, Ma’afi, memberi komando sepenuhnya selama pelaksanaan upacara. Dipimpin oleh Abdul Rozak, siswa kelas 8 MTs, upacara berjalan dengan lancar dan penuh khidmat.
Ma’afi, selaku pembina upacara menyampaikan latar belakang serta peran santri dalam merajut kebinekaan Indonesia. Dalam sambutannya tersebut, Ma’afi menyampaikan bahwa latar belakang ditetapkannya hari santri pada tanggal 22 Oktober merupakan pengakuan resmi pemerintah atas peran besar umat islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI. Pada masa penjajahan, tanggal 22 Oktober merupakan peristiwa yang bersejarah, dimana pada tanggal tersebut pahlawan Nasional KH Hasyim Asy’ari menyerukan umat islam untuk berperang melawan penjajah.
Lebih lanjut dalam sambutannya, Ma’afi menyerukan agar seluruh siswa dapat memiliki tekad untuk menjaga persatuan Indonesia, terlebih siswa MTs merupakan salah satu generasi penerus bangsa yang berada dilingkungan agama cukup kuat, sehingga peringatan hari santri ini merupakan momen yang tepat untuk kembali berjuang.
“Meski kalian tidak berada di lingkungan pondok pesantren, tetapi jiwa santri harus tertanam pada diri kita semua. Marilah kita bersama menjaga NKRI dengan landasan pancasila” Kata Ma’afi, selaku pembina upacara yang juga mewakili Kepala Madrasah dalam upacara Hari Santri.
Ma’afi juga mengajak agar para siswa terus meneladani para ulama yang telah berjuang melawan penjajah. Menurutnya, kemerdekaan Republik Indonesia tidak terlepas dari peran serta perjuangan para ulama.
“Kita harus terus mengenang jasa para pahlawan,terutama para ulama yang turut berjuang melawan penjajah. Meneladani para ulama merupakan modal kita untuk meraih cita-cita” Tambah Ma’afi.
Meski dalam nuansa kesederhanaan, upacara berjalan lancar dan penuh khidmat. Upacara ditutup dengan pembacaan do’a oleh petugas dari kelas 8, Vika Iqbal Khoir.