Masih hangat ditelinga kita, kasus bom bunuh diri yang terjadi dalam dua hari berturut-turut di Surabaya. Seolah membuka mata bahwa keberadaan teroris masih bebas di sekitar kita. Teroris layaknya sebuah pohon besar yang akarnya terus menjalar. Meskipun pohonnya telah tumbang, tetapi akarnya akan terus tumbuh menyusuri tanah dan kita tidak tahu kemana akar tersebut menjalar dan berhenti dimana.
Teroris bukanlah islam. Agama mereka memang islam, tetapi hati mereka bukanlah hati seorang islam. Islam tidak mengajarkan kekerasan. Islam tidak mengajarkan pembunuhan. Islam tidak mengajarkan teror. Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian. Saling menyayangi antar sesama makhluk ciptaan tuhan, saling menghargai keberadaan manusia apapun agamanya, saling toleransi, dan tentunya saling menjaga kerukukan antar umat beragama.
Kasus teror di Surabaya beberapa hari yang lalu menjadi peringatan untuk seluruh warga Indonesia bahwa diluar sana teroris masih bebas berkeliaran. Mereka akan terus mencari pengikut hingga sampai ke pelosok negeri. Mereka akan mencari orang-orang untuk di doktrin pikirannya, dipengaruhi hatinya, dan diberi pemahaman yang sesat.
Hal ini membuktikan bahwa selama ini kita telah lengah. Membiarkan saudara-saudara kita masuk ke jurang kematian. Jurangnya para teroris. Jangan sampai nilai-nilai pancasila menjadi terkikis hanya karena mereka salah dalam memahami apa itu islam.
Satu yang harus kita ingat, urusan agama bukanlah urusan manusia dengan manusia. Urusan agama adalah urusan manusia dengan tuhannya. Keyakinan yang berbeda bukan berarti musuh. Umat islam dengan tuhannya, umat Kristen dengan tuhannya, umat Hindu dengan tuhannya, umat Budha dengan tuhannya, dan agama lain dengan tuhannya. Biarkan mereka hidup berdampingan, saling menjaga kerukunan, saling menjaga perdamaian, saling bertoleransi. Sesungguhnya hal seperti itu akan menjadi sebuah pemandangan yang sangat indah.
Dinegeri ini kita hidup dibawah Pancasila. Sebuah dasar negara yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Di negeri ini semua agama, suku, ras memiliki hak yang sama, perlakuan yang sama, tidak ada bedanya. Di negeri ini kita diajarkan persatuan, karena sesungguhnya kita memang satu, satu bumi pertiwi.
Aksi teroris adalah aksi yang keji. Aksi mereka tidak berperikamunusiaan. Aksi mereka tidak pantas di sebut aksi islam. Aksi mereka adalah aksi sesat. Aksi mereka bertentangan dengan ajaran islam sesungguhnya. Aksi mereka menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Aksi mereka pantas kita sebut aksi terkutuk. Jangan sampai peristiwa itu memecah belah persatuan umat. Justru, kita sebagai putra putri bumi pertiwi harus semakin mempererat persatuan. Melawan teroris harus kita lakukan. Bersama seluruh elemen masyarakat, mari kita berantas teroris sampai ke akarnya. Jangan biarkan akar itu terus tumbuh dan terus menjauh. Kita sudahi kesedihan ini, kita akhiri ancaman mereka. Cukup Surabaya menjadi tempat terakhir mereka beraksi, karena kita akan bersatu melawan mereka, dibawah Pancasila.